Jumat, 28 Maret 2014

Gara - Gara Nenek Cinta Terlikuidasi

Tiitt.. Tiitt...
“ Iya tunggu sebentar “, kata ibu Nalika
“ Lika, cepat Andika udah datang “, teriak ibu
“ Iya bu, sebentar “, kata Nalika

Setiap hari selalu diantar dan dijemput. Itulah mereka Andika dan Nalika. Mereka sudah berpacaran sejak TK (wawww awet yahh :D). Andika pun sudah tidak sungkan lagi dengan keluarga Nalika, begitu juga dengan Nalika. Dari TK hingga kuliah mereka selalu 1 sekolah dan 1 kampus. Andika kuliah di USU dengan jurusan kedokterannya, sedangkan Nalika jurusan akuntansi di USU juga.

“ Bu, lika berangkat dulu ya “, seru Nalika
“ Sarapan dulu lika ! “, bentak ibu
“ Ini udah bawa rotinya bu “, seru Nalika lagi

Lalu dengan anggun Nalika yang mengenakan jilbab merah muda datang menghampiri kekasih tercintanya. 

“ Pagi sayang..”, sapa Andika
“ Pagi juga sayang, yuk berangkat nanti kita telat “, ajak Nalika
“ Pegangan ya sayang, nanti kamu jatuh “, kata Andika
“ Oke sayang “, jawab Nalika

Disepanjang perjalanan mereka saling bercanda gurau, bercerita sambil mengisi kesunyian jalan. Dan akhirnya sampailah mereka di depan Fakultas Ekonomi.

“ Makasi ya sayang “, kata Nalika
“ Iya, belajar yang rajin ya. Nanti Dika jemput jam 4 disini ya “, kata Andika
“ Oke sayang, dahhhh....”, kata Nalika sambil berjalan masuk ke kelas

Andika pun bergegas pergi menuju fakultasnya. Dengan hati yang berbunga-bunga kedua sejoli ini kuliah dengan semangatnya. Dan tidak sabar ingin bertemu lagi.

Andika dan Nalika salah satu mahasiswa yang berprestasi. Meskipun mereka sudah berpacaran sejak TK tapi hubungan mereka tidak pernah mengganggu belajar mereka, malah keduanya makin semangat.

Kuliah pertama telah selesai, tinggal 1 kuliah lagi baru boleh pulang. Nalika terlihat sangat senang saat bercanda gurau dengan teman-temannya. Nalika selalu ramah dengan teman-temannya. Selalu tersenyum dan selalu anggun menurut teman-temannya.

Andika pun begitu juga. Dengan jubah putihnya dia tampak ganteng dan sangat cool. Banyak teman kampusnya yang naksir sama dia, tapi apa mau dikata hati Andika hanya untuk Nalika sang pujaan hatinya selama ini.

Tiba-tiba ....
Kringgg Kringgg Kringgg Handphone Andika terus berdering hingga ankhirnya dia mengangkatnya.

“ Halo Ma, ada apa ?”, tanya Andika
“ Dika, nenekmu nak. Nenek ...”, kata Ibunya dengan suara bergetar
“ Iya Ma, nenek kenapa ?”, tanya Andika lagi
“ Sakit nenekmu kambuh lagi nak. Cepatlah pulang bantu mama bawa nenek kerumah sakit “, kata ibunya
“ Baik Ma, Dika segera pulang. Tunggulah sebentar lagi”, jelas Andika

Dengan tergesa-gesa Andika langsung pulang meskipun ada 1 matakuliah lagi. Dan dia pun lupa dengan janjinya kepada Nalika.

Waktu sudah menunjukkan jam 4 sore. Nalika pun bergegas untuk pulang dan menunggu sang kekasih menjemputnya dengan wajah gembira.

Jam 4.15 sore belum juga ada tanda-tanda dari Andika yang datang menjemput. Nalika mencoba menelepon tetapi nomor Andika tidak dapat dihubungi. Nalika tetap terus menunggu dengan perasaan cemas.

“ Lika, pulang bareng siapa ? Yuk bareng, kita kan searah “, ajak teman Nalika (putri namanya haha)
“ Aku lagi nunggu Dika ni put, belum datang-datang dia. Putri duluan aja nanti kehujanan pula, uda mendung nih “, kata Nalika
“ Oke dehh, Nalika hati-hati ya. Udah mau hujan nih soalnya “, kata putri
“ Oke put, hati-hati daaaahhhhh ...”, kata Nalika sambil melambaikan tangan

Akhirnya Nalika pun memutuskan untuk berjalan hingga simpang kampus dengan harapan kalau Andika datang dan menjemputnya disimpang.

Dengan berjalannya waktu, hujan pun mulai turun dengan perlahan-lahan. Tubuh Nalika kini sudah basah kuyub dan buru-buru mencari tempat berteduh.

Tiba-tiba petir menggelegar sedahsyat-dahsyatnya saat Nalika melihat motor Andika tepat didepan matanya. Dengan hati penuh harapan bahwa Andika akan berhenti dan menjemputnya lenyap sudah. Andika terus berjalan melawan derasnya hujan itu.

Ketika angin bertiup Nalika melihat Andika membonceng seserang dibelakangnya. Dengan erat wanita itu memeluk Andika di dalam mantel yang mereka gunakan.

Petir semakin bergemuruh, hujan semakin lebat. Dengan tubuh yang sudah basah kuyub Nalika berdiri mematung di tepi jalan saat melihat kejadian tadi.

Air mata pun tidak dapat dibendung lagi. Nalika menangis tersedu-sedu meskipun air matanya tidak terlihat karena sudah terkena air hujan yang mengenai wajahnya.

Nalika memutuskan untuk pulang sendiri. Berlari, menerjang hujan, menangis tersedu-sedu hingga sampai ke rumah. Sesampainya dirumah, dengan tidak mengucapkan salam Nalika langsung masuk ke kamarnya dengan membanting pintu sekeras-kerasnya.

“ Nalika kamu kenapa nak ? Mana Andika ? Kenapa kamu basah kuyub ?”, tanya Ibunya
“ Nalika.. Nalika.. Buka pintunya lika, bicaralah “, kata ibunya lagi

Tapi tetap tidak ada jawaban dari Nalika. Nalika membisu dibalik pintu kamar sambil terus menangis. Akhirnya ibu Nalika menelepon Andika dan menanyakan kejadian sebenarnya. Seketika Andika langsung tersadar akan janjinya pada Nalika.

“ Halo Andika “, kata Ibu Nalika
“ Iya tante, ada apa tiba-tiba menelepon ?”, tanya Andika
“ Nalika kenapa Dika ? Dia tadi pulang kuliah basah kuyub dan menangis dan sampai sekarang belum keluar dari kamar. Apa kalian berantem ?”, tanya ibu Nalika dengan cemas
“ Astagfirullah, Andika lupa menjemput Lika tante dan tidak memberitahu Nalika sebelumnya kalau Andika ngantar nenek kerumah sakit “, jelas Andika
“ Ya Allah, ya sudah kamu datang aja kesini jelaskan sama Nalika semuanya ya “, kata ibu Nalika
“ Baik tante, Andika segera kesana”, kata Andika

Pukul 09.00 malam datanglah Andika kerumah Nalika untuk menjelaskan semuanya. Karena sudah seperti keluarga, ibu Nalika langsung menyuruhnya ke kamar Nalika.

Tok.. Tok.. Tok..
“ Lika, ini Dika. Maafkan aku, aku bisa jelasin semua ini. Buka pintunya Lika, maafkan aku ayo kita ngomong baik-baik. Lika.. Lika..”, seru Andika

Tetap tidak ada jawaban dari Nalika. Nalika yang masih menangis tidak menghiraukan kedatangan Andika. Karena Nalika tidak keluar juga, ibunya mencoba membantu Andika. 

“ Lika, ini ibu nak. Buka pintunya lika, Andika ingin menjelaskan semuanya. Jangan salah paham dulu nak. Dengarkan dulu penjelasan Dika “, kata ibu Nalika

Akhirnya Nalika menjawab, “ Tidak ada lagi yang perlu di jelaskan bu. Aku sudah melihatnya sendiri. Dengan mudahnya dia melupakan janjinya kepadaku bu. Aku benci sama dia bu. Aku tidak percaya lagi sama dia bu !!. Tolong bilang sama dia, mulai dari sekarang hubungan ini sudah di LIKUIDASI !! Putus !! “, bentak Nalika

Andika yang mendengarnya secara langsung seakan tubuhnya ingin pingsan, lemah hingga ibu Nalika memeganginya.

Sambil berpikir dengan jernih, Andika membuat keputusan. Dan mengatakan pada ibu Nalika, “ Tidak apa-apa tante, mungkin itu sudah keputusan Nalika. Maafkan Andika ya tante, Andika sangat menyesal. Andika akan tetap menyayangi Nalika. Tolong sampaikan pada Nalika ya tante. Andika pamit dulu “, kata Andika sambil meneteskan air mata

“ Iya Dika, akan tante sampaikan. Maafkan Nalika ya nak “, kata ibu Nalika dengan sedih
Andika pun pulang dengan keadaan kacau balau. Tidak pernah sebelumnya dia ingkar janji pada Nalika, begitu pun dengan Nalika.

Keesokan paginya, keduanya kembali beraktifitas seperti biasanya. Andika yang lupa dengan keadaan semalam tetap datang manjemput Nalika. Namun Nalika sudah pergi lebih awal agar tidak bertemu dengan Andika.

Sesampai dikampus keduanya tidak semangat untuk kuliah. Keduanya mencoba berpikir positif atas kejadian yang mereka alami semalam.

“ Hai Nalika, kok murung ?” sapa putri
“ Aku putus sama Andika. Dia selingkuh, aku melihatnya sendiri saat hujan kemarin “, jelas Nalika
“ Lohhh kemarin aku juga ketemu sama dia tapi di rumah sakit lagi ngantar neneknya. Dia juga basah kuyub. Kayaknya dia buru-buru. Astaga Lika, kamu udah salah sangka. Kamu salah membuat keputusan. Dia tidak selingkuh, kamu sendirikan tahu kayak mana Dika sebenarnya “, jelas putri

Seketika Nalika diam mematung, menyadari kesalahan besar yang sudah dibuatnya. Menuduh Andika selingkuh tanpa mendengarkan penjelasannya dulu. Begitu egoisnya Nalika hingga berbuat seperti itu. Tidak percaya pada orang yang sudah bersamanya selama ini.

Begitu malangnya Nalika sudah melikuidasi cintanya dengan Andika. Tanpa mencari informasi terlebih dahulu, Nalika sudah membuat keputusan yang salah.

Mulai dari hari itu, Nalika sangat menyesal dan segera meminta maaf pada Andika.

“ Dika, maafkan aku. Aku sudah tahu semuanya. Aku sudah membuat keputusan yang salah. Maafkan aku, aku menyesal “, jelas Nalika
“ Aku sudah memaafkan mu Lika. Mungkin aku saat itu juga salah karena tidak memberitahumu lebih dulu “, kata Andika
“ Jadi masih bisa kah kita melanjutkan hubungan kita dan memulainya dari awal ?”, tanya Nalika

“ Maafkan aku Lika, mungkin saat ini kita belum bisa melanjutkan hubungan kita. Aku ingin memperbaiki sikap dan prilaku ku dulu. Dan fokus untuk kuliah dulu, sebentar lagi kita kan akan tamat “, jelas Andika

Dengan sedih Nalika pun bersikap dewasa dan menjawab, “ Baiklah Dika, aku mengerti. Kita sama-sama berusaha ya hehe. Kalau begitu kita sahabatan ya sekarang ??”, tanya Nalika
“ Ohhehe baiklah Lika. Sahabat sejati, selalu bersama, dan selalu support hehe “, kata Andika sambil bersalaman dengan Nalika

Akhirnya keduanya pun bersahabat sampai sekarang ini dan lulus pada waktu yang sama juga. Keduanya tetap bahagia meskipun kini hubungan mereka hanya sebatas sahabat.

Nahh teman-teman bagaimana ceritanya ??? Menarik bukan ???  Kalian gak sampai nangis kan hahaha 

Jadi, sebelum kita membuat keputusan kita harus mencari tahu dulu apa yang sebenarnya terjadi agar kelak tidak akan menyesal. Dan pastinya tidak akan meLIKUIDASI cinta yang sudah terjalin sejak dulu. Oke teman-teman :D Terimakasih......


                                                                                                              FM  :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar