Tiitt.. Tiitt...
“ Iya tunggu sebentar “, kata ibu Nalika
“ Lika, cepat Andika udah datang “, teriak ibu
“ Iya bu, sebentar “, kata Nalika
Setiap hari selalu diantar dan dijemput. Itulah mereka Andika dan
Nalika. Mereka sudah berpacaran sejak TK (wawww awet yahh :D). Andika pun sudah
tidak sungkan lagi dengan keluarga Nalika, begitu juga dengan Nalika. Dari TK
hingga kuliah mereka selalu 1 sekolah dan 1 kampus. Andika kuliah di USU dengan
jurusan kedokterannya, sedangkan Nalika jurusan akuntansi di USU juga.
“ Bu, lika berangkat dulu ya “, seru Nalika
“ Sarapan dulu lika ! “, bentak ibu
“ Ini udah bawa rotinya bu “, seru Nalika lagi
Lalu dengan anggun Nalika yang mengenakan jilbab merah muda datang
menghampiri kekasih tercintanya.
“ Pagi sayang..”, sapa Andika
“ Pagi juga sayang, yuk berangkat nanti kita telat “, ajak Nalika
“ Pegangan ya sayang, nanti kamu jatuh “, kata Andika
“ Oke sayang “, jawab Nalika
Disepanjang perjalanan mereka saling bercanda gurau, bercerita
sambil mengisi kesunyian jalan. Dan akhirnya sampailah mereka di depan Fakultas
Ekonomi.
“ Makasi ya sayang “, kata Nalika
“ Iya, belajar yang rajin ya. Nanti Dika jemput jam 4 disini ya “,
kata Andika
“ Oke sayang, dahhhh....”, kata Nalika sambil berjalan masuk ke
kelas
Andika pun bergegas pergi menuju fakultasnya. Dengan hati yang
berbunga-bunga kedua sejoli ini kuliah dengan semangatnya. Dan tidak sabar
ingin bertemu lagi.
Andika dan Nalika salah satu mahasiswa yang berprestasi. Meskipun mereka
sudah berpacaran sejak TK tapi hubungan mereka tidak pernah mengganggu belajar
mereka, malah keduanya makin semangat.
Kuliah pertama telah selesai, tinggal 1 kuliah lagi baru boleh
pulang. Nalika terlihat sangat senang saat bercanda gurau dengan
teman-temannya. Nalika selalu ramah dengan teman-temannya. Selalu tersenyum dan
selalu anggun menurut teman-temannya.
Andika pun begitu juga. Dengan jubah putihnya dia tampak ganteng
dan sangat cool. Banyak teman kampusnya yang naksir sama dia, tapi apa mau
dikata hati Andika hanya untuk Nalika sang pujaan hatinya selama ini.
Tiba-tiba ....
Kringgg Kringgg Kringgg Handphone Andika terus berdering hingga
ankhirnya dia mengangkatnya.
“ Halo Ma, ada apa ?”, tanya Andika
“ Dika, nenekmu nak. Nenek ...”, kata Ibunya dengan suara bergetar
“ Iya Ma, nenek kenapa ?”, tanya Andika lagi
“ Sakit nenekmu kambuh lagi nak. Cepatlah pulang bantu mama bawa
nenek kerumah sakit “, kata ibunya
“ Baik Ma, Dika segera pulang. Tunggulah sebentar lagi”, jelas
Andika
Dengan tergesa-gesa Andika langsung pulang meskipun ada 1
matakuliah lagi. Dan dia pun lupa dengan janjinya kepada Nalika.
Waktu sudah menunjukkan jam 4 sore. Nalika pun bergegas untuk
pulang dan menunggu sang kekasih menjemputnya dengan wajah gembira.
Jam 4.15 sore belum juga ada tanda-tanda dari Andika yang datang
menjemput. Nalika mencoba menelepon tetapi nomor Andika tidak dapat dihubungi. Nalika
tetap terus menunggu dengan perasaan cemas.
“ Lika, pulang bareng siapa ? Yuk bareng, kita kan searah “, ajak
teman Nalika (putri namanya haha)
“ Aku lagi nunggu Dika ni put, belum datang-datang dia. Putri duluan
aja nanti kehujanan pula, uda mendung nih “, kata Nalika
“ Oke dehh, Nalika hati-hati ya. Udah mau hujan nih soalnya “,
kata putri
“ Oke put, hati-hati daaaahhhhh ...”, kata Nalika sambil
melambaikan tangan
Akhirnya Nalika pun memutuskan untuk berjalan hingga simpang
kampus dengan harapan kalau Andika datang dan menjemputnya disimpang.
Dengan berjalannya waktu, hujan pun mulai turun dengan
perlahan-lahan. Tubuh Nalika kini sudah basah kuyub dan buru-buru mencari
tempat berteduh.
Tiba-tiba petir menggelegar sedahsyat-dahsyatnya saat Nalika
melihat motor Andika tepat didepan matanya. Dengan hati penuh harapan bahwa
Andika akan berhenti dan menjemputnya lenyap sudah. Andika terus berjalan
melawan derasnya hujan itu.
Ketika angin bertiup Nalika melihat Andika membonceng seserang
dibelakangnya. Dengan erat wanita itu memeluk Andika di dalam mantel yang
mereka gunakan.
Petir semakin bergemuruh, hujan semakin lebat. Dengan tubuh yang
sudah basah kuyub Nalika berdiri mematung di tepi jalan saat melihat kejadian
tadi.
Air mata pun tidak dapat dibendung lagi. Nalika menangis
tersedu-sedu meskipun air matanya tidak terlihat karena sudah terkena air hujan
yang mengenai wajahnya.
Nalika memutuskan untuk pulang sendiri. Berlari, menerjang hujan,
menangis tersedu-sedu hingga sampai ke rumah. Sesampainya dirumah, dengan tidak
mengucapkan salam Nalika langsung masuk ke kamarnya dengan membanting pintu
sekeras-kerasnya.
“ Nalika kamu kenapa nak ? Mana Andika ? Kenapa kamu basah kuyub ?”,
tanya Ibunya
“ Nalika.. Nalika.. Buka pintunya lika, bicaralah “, kata ibunya
lagi
Tapi tetap tidak ada jawaban dari Nalika. Nalika membisu dibalik
pintu kamar sambil terus menangis. Akhirnya ibu Nalika menelepon Andika dan
menanyakan kejadian sebenarnya. Seketika Andika langsung tersadar akan janjinya
pada Nalika.
“ Halo Andika “, kata Ibu Nalika
“ Iya tante, ada apa tiba-tiba menelepon ?”, tanya Andika
“ Nalika kenapa Dika ? Dia tadi pulang kuliah basah kuyub dan
menangis dan sampai sekarang belum keluar dari kamar. Apa kalian berantem ?”,
tanya ibu Nalika dengan cemas
“ Astagfirullah, Andika lupa menjemput Lika tante dan tidak
memberitahu Nalika sebelumnya kalau Andika ngantar nenek kerumah sakit “, jelas
Andika
“ Ya Allah, ya sudah kamu datang aja kesini jelaskan sama Nalika
semuanya ya “, kata ibu Nalika
“ Baik tante, Andika segera kesana”, kata Andika
Pukul 09.00 malam datanglah Andika kerumah Nalika untuk
menjelaskan semuanya. Karena sudah seperti keluarga, ibu Nalika langsung
menyuruhnya ke kamar Nalika.
Tok.. Tok.. Tok..
“ Lika, ini Dika. Maafkan aku, aku bisa jelasin semua ini. Buka pintunya
Lika, maafkan aku ayo kita ngomong baik-baik. Lika.. Lika..”, seru Andika
Tetap tidak ada jawaban dari Nalika. Nalika yang masih menangis
tidak menghiraukan kedatangan Andika. Karena Nalika tidak keluar juga, ibunya
mencoba membantu Andika.
“ Lika, ini ibu nak. Buka pintunya lika, Andika ingin menjelaskan
semuanya. Jangan salah paham dulu nak. Dengarkan dulu penjelasan Dika “, kata
ibu Nalika
Akhirnya Nalika menjawab, “ Tidak ada lagi yang perlu di jelaskan
bu. Aku sudah melihatnya sendiri. Dengan mudahnya dia melupakan janjinya
kepadaku bu. Aku benci sama dia bu. Aku tidak percaya lagi sama dia bu !!. Tolong
bilang sama dia, mulai dari sekarang hubungan ini sudah di LIKUIDASI !! Putus
!! “, bentak Nalika
Andika yang mendengarnya secara langsung seakan tubuhnya ingin
pingsan, lemah hingga ibu Nalika memeganginya.
Sambil berpikir dengan jernih, Andika membuat keputusan. Dan mengatakan
pada ibu Nalika, “ Tidak apa-apa tante, mungkin itu sudah keputusan Nalika.
Maafkan Andika ya tante, Andika sangat menyesal. Andika akan tetap menyayangi
Nalika. Tolong sampaikan pada Nalika ya tante. Andika pamit dulu “, kata Andika
sambil meneteskan air mata
“ Iya Dika, akan tante sampaikan. Maafkan Nalika ya nak “, kata
ibu Nalika dengan sedih
Andika pun pulang dengan keadaan kacau balau. Tidak pernah sebelumnya
dia ingkar janji pada Nalika, begitu pun dengan Nalika.
Keesokan paginya, keduanya kembali beraktifitas seperti biasanya. Andika
yang lupa dengan keadaan semalam tetap datang manjemput Nalika. Namun Nalika
sudah pergi lebih awal agar tidak bertemu dengan Andika.
Sesampai dikampus keduanya tidak semangat untuk kuliah. Keduanya mencoba
berpikir positif atas kejadian yang mereka alami semalam.
“ Hai Nalika, kok murung ?” sapa putri
“ Aku putus sama Andika. Dia selingkuh, aku melihatnya sendiri saat
hujan kemarin “, jelas Nalika
“ Lohhh kemarin aku juga ketemu sama dia tapi di rumah sakit lagi
ngantar neneknya. Dia juga basah kuyub. Kayaknya dia buru-buru. Astaga Lika,
kamu udah salah sangka. Kamu salah membuat keputusan. Dia tidak selingkuh, kamu
sendirikan tahu kayak mana Dika sebenarnya “, jelas putri
Seketika Nalika diam mematung, menyadari kesalahan besar yang
sudah dibuatnya. Menuduh Andika selingkuh tanpa mendengarkan penjelasannya
dulu. Begitu egoisnya Nalika hingga berbuat seperti itu. Tidak percaya pada
orang yang sudah bersamanya selama ini.
Begitu malangnya Nalika sudah melikuidasi cintanya dengan Andika. Tanpa
mencari informasi terlebih dahulu, Nalika sudah membuat keputusan yang salah.
Mulai dari hari itu, Nalika sangat menyesal dan segera meminta
maaf pada Andika.
“ Dika, maafkan aku. Aku sudah tahu semuanya. Aku sudah membuat
keputusan yang salah. Maafkan aku, aku menyesal “, jelas Nalika
“ Aku sudah memaafkan mu Lika. Mungkin aku saat itu juga salah
karena tidak memberitahumu lebih dulu “, kata Andika
“ Jadi masih bisa kah kita melanjutkan hubungan kita dan
memulainya dari awal ?”, tanya Nalika
“ Maafkan aku Lika, mungkin saat ini kita belum bisa melanjutkan
hubungan kita. Aku ingin memperbaiki sikap dan prilaku ku dulu. Dan fokus untuk
kuliah dulu, sebentar lagi kita kan akan tamat “, jelas Andika
Dengan sedih Nalika pun bersikap dewasa dan menjawab, “ Baiklah
Dika, aku mengerti. Kita sama-sama berusaha ya hehe. Kalau begitu kita
sahabatan ya sekarang ??”, tanya Nalika
“ Ohhehe baiklah Lika. Sahabat sejati, selalu bersama, dan selalu
support hehe “, kata Andika sambil bersalaman dengan Nalika
Akhirnya keduanya pun bersahabat sampai sekarang ini dan lulus
pada waktu yang sama juga. Keduanya tetap bahagia meskipun kini hubungan mereka
hanya sebatas sahabat.
Nahh teman-teman bagaimana ceritanya ??? Menarik bukan ??? Kalian gak sampai nangis kan hahaha
Jadi, sebelum kita membuat keputusan kita harus mencari tahu dulu
apa yang sebenarnya terjadi agar kelak tidak akan menyesal. Dan pastinya tidak
akan meLIKUIDASI cinta yang sudah terjalin sejak dulu. Oke teman-teman :D
Terimakasih......
FM :)